Pembahasan Mengenai Black Box dan White Box Testing

Apabila kita belajar mengenai Testing dan Implementasi Sistem, pembahasan yang diberikan tidak jauh dari materi mengenai pengujian terhadap software/program aplikasi dan sistem. Beberapa metode yang biasa digunakan untuk melakukan pengujian antara lain Black Box dan White Box Testing. Apa sajakah sekiranya yang dapat kita ketahui tentang kedua metode pengujian tersebut?, simak ulasan singkat dibawah ini.

Black Box Testing

Black-box Testing merupakan  sebuah  metode  yang  digunakan untuk  menemukan  kesalahan  dan mendemonstrasikan  fungsional  aplikasi  saat dioperasikan,  apakah  input  diterima  dengan  benar dan  output  yang  dihasilkan  telah  sesuai  dengan yang diharapkan.

Menurut Williams (2006) pengujian perangkat lunak mempunyai beberapa level, untuk pengujian menggunakan metode Black Box, terdapat enam level yaitu Integration, Functional, System, Acceptance, Beta, dan Regression.

Salah satu dari pengujian Black-Box yang dapat dilakukan oleh seorang penguji independen adalah Functional testing. Basis uji dari functional testing ini adalah pada spesifikasi dari komponen perangkat lunak yang akan diuji.

Fokus dari pengujian mengunakan metode Black-Box adalah pada pengujian fungsionalitas dan output dihasilkan aplikasi. Pengujian black-box didesain untuk mengungkap kesalahan pada persyaratan fungsional dengan mengabaikan mekanisme internal atau komponen dari suatu program. Functional testing memastikan bahwa semua kebutuhan-kebutuhan telah dipenuhi dalam sistem aplikasi. Dengan demikian fungsinya adalah tugas-tugas yang didesain untuk dilaksanakan sistem. Functional testing berkonsentrasi pada hasil dari proses, bukan bagaimana prosesnya terjadi.




Tujuan metode ini mencari kesalahan pada :

  • Fungsi yg salah atau hilang
  • Kesalahan pada interface
  • Kesalahan pada struktur data atau akses database
  • Kesalahan performansi
  • Kesalahan inisialisasi dan tujuan akhir

Metode ini tidak terfokus pada struktur kontrol seperti pengujian whitebox tetapi pada domain informasi.

Pengujian dirancang untuk menjawab pertanyaan sbb :

  • Bagaimana validitas fungsional diuji?
  • Apa kelas input yg terbaik untuk uji coba yg baik?
  • Apakah sistem sangat peka terhadap nilai input tertentu?
  • Bagaimana jika kelas data yang terbatas dipisahkan?
  • Bagaimana volume data yg dapat ditoleransi oleh sistem?
  • Bagaimana pengaruh kombinasi data terhadap pengoperasian system?

Metode Black Box Testing

White Box Testing

White box testing adalah cara pengujian dengan melihat ke dalam modul untuk meneliti kode-kode program yang ada, dan menganalisis apakah ada kesalahan atau tidak. Jika ada modul yang menghasilkan output yang tidak sesuai dengan proses bisnis yang dilakukan, maka baris-baris program, variabel, dan parameter yang terlibat pada unit tersebut akan dicek satu persatu dan diperbaiki, kemudian di-compile ulang.

UJI COBA WHITE BOX

Uji coba white box adalah metode perancangan test case yang menggunakan struktur kontrol dari perancangan prosedural untuk mendapatkan test case. Dengan rnenggunakan metode white box, analis sistem akan dapat memperoleh test case yang:
  • menjamin seluruh independent path di dalam modul yang dikerjakan sekurang-kurangnya sekali
  • mengerjakan seluruh keputusan logikal
  • mengerjakan seluruh loop yang sesuai dengan batasannya
  • mengerjakan seluruh struktur data internal yang menjamin validitas


Kelebihan White Box Testing

• Kesalahan Logika
Digunakan pada sintaks ‘if’ dan pengulangan. Dimana White Box Testing akan mendeteksi kondisi-kondisi yang tidak sesuai dan mendeteksi kapan proses pengulangan akan berhenti.
• Ketidaksesuaian asumsi
Menampilkan asumsi yang tidak sesuai dengan kenyataan, untuk di analisa dan diperbaiki.
• Kesalahan ketik
Mendeteksi bahasa pemrograman yang bersifat case sensitive.

Kelemahan White Box Testing

Untuk perangkat lunak yang tergolong besar, White Box Testing dianggap sebagai strategi yang tergolong boros, karena akan melibatkan sumber daya yang besar untuk melakukannya.

Kesimpulan



Black box testing
1.      Menguji fungsi-fungsi khusus dari aplikasi.
2.      Test input dan output untuk fungsi yang ada tanpa memperhatikan prosesnya

Beberapa jenis kesalahan yang dapat di identifikasi :
·         Fungsi tidak benar atau hilang
·         Kesalahan antar muka
·         Kesalahan pada struktur data (pengaksesan basis data)
·         Kesalahan inisialisasi dan akhir program
·         Kesalahan performasi.

White Box Testing
1.      Untuk mengetahui cara kerja suatu perangkat lunak secara internal
2.      Untuk menjamin operasi-operasi internal sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dengan menggunakan struktur kendali dari prosedur yang dirancang

Pelaksanaan pengujian white box :
Menjamin seluruh independent path dieksekusi paling sedikitsatu kali. Independent path adalah jalur dalam program yangmenunjukkan paling sedikit satu kumpulan proses ataupun kondisi baru.
·         Menjalani logical decision pada sisi dan false
·         Mengeksekusi pengulangan (looping) dalam batas-batas yang ditentukan
·         Menguji struktur data internal

black box testing
 => tester tidak mengetahui implementasi program (blindtesting) biasanya testing dilakukan oleh team QA / user.-
white box testing
 => tester mengetahui implementasi program (algoritma & struktur data) biasanya testing dilakukan oleh si pembuat software (developer).

Pengelompokan berdasarkan konsep pengujian :

Black box (functionality) testing :
 mengidentifikasi kesalahan yang berhubungan dengan kesalahan fungsionalitas PL yang tampak dalam kesalahan output

White box (structural) testing / glass box testing :
 memeriksa kalkulasi internal pathuntuk mengidentifikasi kesalahan

Referensi :


Nama : RIZKA HASMULYAWAN
NPM : 16110104
Kelas : 4 KA 20
Dosen : KUNTO BAYU A