Kompetensi Manager Proyek

Apa itu Manajemen Proyek?



Berbicara mengenai manajemen proyek, hal ini tentunya tidak terlepas dari adanya perkembangan yang cukup pesat dalam dunia industri dan teknologi informasi. Perkembangan yang cukup pesat ini menyebabkan pihak manajemen harus mampu mengelola sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi serta mampu bersaing di pasar. Kemampuan pihak manajemen untuk menghasilkan produk yang berkualitas dengan adanya keterbatasan terhadap waktu, biaya dan ruang lingkup pekerjaan harus didukung oleh pemahaman mengenai manajemen proyek yang baik. Lalu apa sebenarnya definisi dari manajemen proyek itu sendiri?

Untuk mendefinisikan apa yang dimaksud dengan manajemen proyek, maka ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu mengenai apa yang dimaksud dengan manajemen dan apa yang dimaksud dengan proyek.

Manajemen merupakan suatu proses terpadu dimana individu-individu sebagai bagian dari organisasi dilibatkan untuk melakukan proses perencanaan, pengorganisasian, serta menjalankan dan mengendalikan aktivitas-aktivitas produksi, yang kesemuanya diarahkan pada sasaran yang telah ditetapkan dan berlangsung terus-menerus seiring dengan berjalannya waktu. Sedangkan yang dimaksud dengan proyek adalah suatu usaha yang kompleks, tidak rutin, dibatasi oleh waktu, anggaran, resource dan spesifikasi yang telah dirancang untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen.

Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa manajemen proyek dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan untuk melakukan perencanaan, pengorganiasian, pengarahan dan pengendalian atas sumber daya organisasi yang dimiliki perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu dan sumber daya tertentu pula. Manajemen proyek sangat cocok untuk suatu lingkungan bisnis yang menuntut kemampuan akuntansi, fleksibilitas, inovasi, kecepatan dan perbaikan yang berkelanjutan.

Kompetensi seorang Manager Proyek

Seorang manager proyek merupakan seorang professional dalam bidang manajemen proyek. Manajer proyek memiliki tanggung jawab untuk melakukan perencanaan, pelaksanaan dan penutupan sebuah proyek yang biasanya berkaitan dengan bidang industri kontruksi, arsitektur, telekomunikasi dan informasi teknologi. Untuk menghasilkan kinerja yang baik, sebuah proyek harus dimanage dengan baik oleh manajer proyek yang berkualitas baik serta memiliki kompetensi yang disyaratkan. Lalu apa saja kompetensi yang dimaksud?


Seorang manajer proyek yang baik harus memiliki kompetensi yang mencakup unsur ilmu pengetahuan (knowledge), kemampuan (skill) dan sikap (attitude). Ketiga unsur ini merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan keberhasilan proyek. Sebuah proyek akan dinyatakan berhasil apabila proyek dapat diselesaikan sesuai dengan waktu, ruang lingkup dan biaya yang telah direncanakan. Manajer proyek merupakan individu yang paling menentukan keberhasilan / kegalan proyek. Karena dalam hal ini manajer proyek adalah orang yang memegang peranan penting dalam mengintegrasikan, mengkoordinasikan semua sumber daya yang dimiliki dan bertanggung jawab sepenuhnya atas kenberhasilan dalam pencapaian sasaran proyek.

Untuk menjadi manajer proyek yang baik, terdapat 9 ilmu yang harus dikuasai. Adapun ke sembilan ilmu yang dimaksud antara lain :

1.      Manajemen Ruang Lingkup

2.      Manajemen Waktu

3.      Manajemen Biaya

4.      Manajemen Kualitas

5.      Manajemen Sumber Daya Manusia

6.      Manajemen Pengadaan

7.      Manajemen Komunikasi

8.      Manajemen Resiko

9.      Manajemen Integrasi

Seorang manajer proyek yang baik juga harus mempersiapkan dan melengkapi kemampuan diri sendiri yang bisa diperoleh melalui kursus manajemen proyek. Adapun panduan referensi standart internasional yang kerap dipergunakan dalam bidang manajemen proyek adalam PMBOK (Project Management Body Of Knowledge). Setelah seorang manajer proyek dirasa cukup menguasai bidang pekerjaan yang sedang dijalani, maka disarankan untuk dapat mengambil sertifikasi manajemen proyek. Mereka yang berhasil mendapatkan sertifikasi ini akan memperoleh gelar PMP (Project Management Professional) dibelakang namanya sebagai bukti dimilikinya kemampuan terkait.

Selain itu perlu juga keahlian yang tidak selalu berhubungan dengan hal-hal teknis, tetapi perlu dikuasai, antara lain :

Pengetahuan dibidang outsourced operations dan oofshored operations.
Kemampuan menangani personal yang baik, baik di dalam tim maupun di luar.
Manajemen pemasok, karena kemungkinan manajer proyek akan berhubungan dengan pemasok, apalagi jika proyek yang ditangani banyak memerlukan berbagai instalasi infrastruktur maupun hardware.


Source :

Created by : Rizka Hasmulyawan (16110104) 4 KA 20

COCOMO (Cost Constructive Model)

Sejarah Singkat Cocomo

COCOMO pertama kali diterbitkan pada tahun 1981 Barry Boehm W. ’s Book ekonomi Software engineering sebagai model untuk memperkirakan usaha, biaya, dan jadwal untuk proyek-proyek perangkat lunak. Ini menarik pada studi dari 63 proyek di TRW Aerospace mana Barry Boehm adalah Direktur Riset dan Teknologi Perangkat Lunak pada tahun 1981. Penelitian ini memeriksa proyek-proyek ukuran mulai dari 2.000 sampai 100.000 baris kode, dan bahasa pemrograman mulai dari perakitan untuk PL / I. Proyek-proyek ini didasarkan pada model pengembangan perangkat lunak waterfall yang merupakan proses software umum pembangunan di 1981.
Referensi untuk model ini biasanya menyebutnya COCOMO 81. Pada tahun 1997 COCOMO II telah dikembangkan dan akhirnya diterbitkan pada tahun 2000 dalam buku Estimasi Biaya COCOMO II Software dengan COCOMO II. adalah penerus dari COCOMO 81 dan lebih cocok untuk mengestimasi proyek pengembangan perangkat lunak modern. Hal ini memberikan lebih banyak dukungan untuk proses pengembangan perangkat lunak modern, dan basis data proyek diperbarui. Kebutuhan model baru datang sebagai perangkat lunak teknologi pengembangan pindah dari batch processing mainframe dan malam untuk pengembangan desktop, usabilitas kode dan penggunaan komponen software off-the-rak. Artikel ini merujuk pada COCOMO 81.

Pengertian Cocomo

COCOMO terdiri dari tiga bentuk hirarki semakin rinci dan akurat. Tingkat pertama, Basic COCOMO adalah baik untuk cepat, order awal, kasar estimasi besarnya biaya perangkat lunak, namun akurasinya terbatas karena kurangnya faktor untuk memperhitungkan perbedaan atribut proyek (Cost Drivers). Intermediate COCOMO mengambil Driver Biaya ini diperhitungkan dan Rincian tambahan COCOMO account untuk pengaruh fase proyek individu.

Estimasi biaya dan waktu
  • Top down (analogi histori dan informasi): dari analisa bisnis sampai ke detail.
  • Bottom up: dari estimasi masing-masing aktivitas proyek dikumpulkan secara total.
  • Model matematis.
  • Software tools.

Perlu diingat dalam SW metodologi bahwa:
Biaya (cost) tidak sebanding linear dengan jumlah code yang akan diprogram (size).

Dasar perhitungan:
effort = C x sizeM 

  • Dikenal sebagai Constructive Cost Model (COCOMO), model konstruksi biaya. 
  • C dan M adalah koefisien konstanta ( > 1 ), targantung pada tipe proyek dan organisasi, dengan cara melihat Tabel Konstanta (sudah tersedia dari penelitian).
  • Ditentukan pula oleh: application experience, leadership capability, new environment and tools, requirements uncertainty, software reuse. 

Model COCOMO dapat diaplikasikan dalam tiga tingkatan kelas:
1. Proyek organik (organic mode) Adalah proyek dengan ukuran relatif kecil, dengan anggota tim yang sudah berpengalaman, dan mampu bekerja pada permintaan yang relatif fleksibel.
2. Proyek sedang (semi-detached mode)Merupakan proyek yang memiliki ukuran dan tingkat kerumitan yang sedang, dan tiap anggota tim memiliki tingkat keahlian yang berbeda
3. Proyek terintegrasi (embedded mode)Proyek yang dibangun dengan spesifikasi dan operasi yang ketat

Model Jenis Cocomo

Ada tiga model cocomo, yaitu :

  • Basic (COCOMO I 1981), Menghitung dari estimasi jumlah FP dan LOC; FP = suatu unit pengukuran untuk keterhubungan dan keterkaitan antar prosedur, fungsi dan lingkungan SW
  • Intermediate (COCOMO II 1999), Menghitung dari besarnya program dan “cost drivers” (faktor-faktor yang berpengaruh langsung kepada proyek), spt: hardware, personnel, dan atribut-atribut proyek;
  • Advanced, Memperhitungkan semua karakteristik dari “intermediate”  di atas dan “cost drivers” dari setiap fase (analisis, design, implementation, etc) dlm SW life cycles; 

Basic COCOMO

* (E = effort ) = Ca x (size=KLOC=kilo line of code) Ma
(satuan: ManMonth (Person Month) = 152 jam kerja) 
* (D = duration) = Cb x E Mb
(satuan: Month)

* Productivity = size / E (satuan: KLOC/Man Month)

* Average staffing = E / D (satuan: FTE = Full Time Employees  jumlah orang yang bekerja penuh dalam 1 hari kerja ~ 8 jam )

1: Menghitung estimasi informasi nilai domain  count total;
2: Menyesuaikan kompleksitas proyek berdasarkan faktor pemberat  dan “cost drivers” kemudian menghitung estimasi jumlah Function Points  unit of measure that represent functions required by the user.  
    FP = count total * [0.65 + 0.01 * ∑ Fi];
3: Menghitung estimasi LOC (Line of Code). Tekniknya sama dengan PERT Calculation (three points estimation);
EV = (Sopt + 4 Sm + Spess) / 6;
Atau menghitung LOC / FP dari tabel berdasar pada bahasa pemrograman;
4: Memilih kompleksitas proyek (menentukan C dan M), dari organic, embedded atau semi-detached system mode.
5: Menghitung E dan D  estimasi biaya dan waktu.

  • Input pemakai: setiap input data dari user yang dipakai untuk menjalankan aplikasi.
  • Output pemakai: setiap hasil output dari proses yang ditampilkan kepada user.
  • Inquiry pemakai: setiap on-line input yang menghasilkan responsi software secara langsung.
  • Jumlah file: setiap master file yang menjadi bagian dari aplikasi.
  • Eksternal interface: setiap interface (sarana) eksternal yang menyalurkan informasi dari sistem satu ke sistem lainnya.


Ada 14 pos kompleksitas faktor (cost drivers), yaitu:
  1. Backup dan recovery
  2. Komunikasi data
  3. Proses terdistribusi
  4. Kepentingan performa
  5. Keberadaan lingkungan operasi
  6. Online data entry
  7. Input melalui bbrp tampilan/operasi
  8. Peng-update-an file master secara online
  9. Kompleksitas nilai ‘domain’ (tahap1) diatas
  10. Kompleksitas proses internal aplikasi
  11. Perulangan (reuse) penggunaan code
  12. Ketersediaan rancangan untuk konversi dan instalasi
  13. Rancangan untuk pengulangan instalasi di lingkungan yg berbeda
  14. Fleksibiltas bagi pemakai

Kesemuanya ini dihitung berdasarkan nilai dari 0-5 menunjukkan perkiraan nilai kepentingan 
(No Influence, Incidental, Moderate, Average, Significant, Essential)

Software Project    Ca    Ma     Cb     Mb 
Organic                   2.4    1.05   2.5    0.38      
Semi-detached       3.0    1.12   2.5    0.35      
Embedded               3.6    1.20   2.5    0.32
Organic = kecil, sederhana (co, pembuatan situs mandiri untuk perusahaan);
Semi-detached = menengah (co. transaksi sistem pada database sebuah bank);
Embedded = kompleksitas tinggi, ketergantungan pada lingkungan aplikasi lainnya (co. aplikasi pengontrolan pada pesawat terbang). 

Source :

Created by : Rizka Hasmulyawan 16110104 (4 KA 20)

Open Source (Pengertian, Keuntungan, dan Kerugian)

Pengertian Open Source Software



           Jika diartikan menurut arti kata, Open Source dalam   bahasa Indonesia berarti Kode Terbuka. Kode yang dimaksud kode program, yaitu perintah-perintah yang diketikkan berdasarkan logika yang benar. Suatu program dengan lisensi open source   berarti program tersebut membuka kode programnya bagi siapa saja yang mempelajarinya, caranya dengan menyertakan kode program bersama dengan distribusi   paket program yang sudah jadi, contoh program open source adalah Linux.
            Adapun open source yang berbasis  software, open source software ini merupakan perangkat lunak untuk  membuka  bebas source codenya untuk dapat dilihat oleh orang lain dan membebaskan seseorang mengetahui cara kerja software tersebut. Adapun kebebasan dalam penggunaan open  source software ini, antara lain :
1.    Untuk menggunakan software sesuai keinginannya.
2.    Untuk memiliki software yang tersedia sesuai kebutuhan.
3.    Untuk mendistribusikan software kepada user lainnya.

Keuntungan menggunakan open source software, antara lain : 

a. Pengurangan Pembajakan 
Open source software dengan berbagai kelebihannya, juga legal, penggunaan open source software di seluruh Indonesia akan menyebabkan tingkat pembajakan software di Indonesia menjadi turun drastic, dari 88% menjadi 0%. 

b. Penyelamatan devisa Negara 
Dengan menggunakan OSS ini, maka dapat dilakukan penghematan devisa Negara secara signifikan. Kemudian dana tersebut dapat dialokasikan ke usaha-usaha yang bertujuan untuk kesejahteraan rakyat. 

c. Keamanan Negara/Perusahaan 
Open source softwar ini bebas dari bahaya, karena bisa dilakukan audit terhadap kode programnya, maka keamanan Negara atau perusahaan dapat terjaga dengan baik. 

d. Keamanan sistem 
Dalam setiap pengoperasian komputer banyak terdapat berbagai masalah keamanan seperti adanya virus, spyware, trojan namun dengan menggunakan open source software ini permasalahan-permasalahan yang terdapat pada komputer dapat diketahui karena penanganannya pun lebih transparan. 

e. Bebas memodifikasi sesuai keperluan. 
Open source software ini dikarenakan kode programnya lebih mudah dibuka dan diakses oleh siapa saja, serta bisa dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan penggunanya. 

f. Bebas disebarluaskan 
Customer bebas untuk menggandakan software open source sebanyak mungkan sesuai yang diperlukan tanpa perlu mereka cemas akan pembajakan software tanpa disengaja. 

g. Ekonomis 
Jika customer memiliki akses internet, maka berbagai open source software tinggal diambil saja dari internet. 

h. Menyejahterakan industri dalam negeri. 
Industri dalam negeri non-IT turut menikmati, karena mendapat akses ke software yang ekonomis dan berkualitas sehingga bisa menjadi lebih kompetitif dengan pesaing-pesaing dari luar negeri. 


Kerugian dalam penggunaan open source software, antara lain :

a.    Tidak ada garansi dari pengembangsn open source software.
b.    Masalah yang berhubungan dengan intelektual property.
c.    Kesulitan dalam mengetahui status project.
d.    Masih terus dalam pengembangan dan penyempurnaan.

Kelemahan lain dari open source adalah tidak adanya proteksi terhadap HAKI, tidak adanya garansi dari pengembang, dan dapat menimbulkan resiko kurangnya diferensiasi antara satu software dengan yang lain, apabila kebetulan menggunakan beberapa open source yang sama.


Beberapa contoh software open source populer antara lain :

Linux
Mozilla Firefox
OpenOffice
VideoLAN
osCommerce: program aplikasi web untuk toko online, dan banyak lagi.

Source :

Created By : Rizka Hasmulyawan 16110104 4 KA 20

Sertifikasi Professional IT MCDBA (Microsoft Certified Database Administrator)

Sertifikasi Profesional IT



Dalam dunia IT, mungkin kita terampil dalam menggunakan aplikasi Microsoft Office, atau mahir dalam mengoperasikan Linux, atau dalam mengelola sebuah database. Tapi saat masuk ke dunia kerja, adakah yang tahu bahwa kita memang menguasai atau ahli dalam bidang-bidang tersebut? Nah, sebagai salah satu sarana pembuktian bahwa kita memang menguasai bidang tertentu dalam dunia IT ini adalah dengan Sertifikasi IT.

Secara garis besar sertifikasi IT adalah "sebuah bentuk penghargaan yang diberikan kepada seorang individu yang dianggap memiliki keahlian dalam bidang IT tertentu / spesifik". Bentuk penghargaan ini berupa sertifikat khusus yang umumnya disertai dengan titel tertentu.

Sertifikasi ini memiliki tujuan untuk :

·         Membentuk tenaga praktisi IT yang berkualitas tinggi,
·         Membentuk standar kerja IT yang tinggi,
·         Pengembangan profesional yang berkesinambungan.
         
  Sedangkan bagi tenaga IT professional tersebut:

·         Sertifikasi ini merupakan pengakuan akan pengetahuan yang kaya (bermanfaat bagi promosi dan gaji)
·         Perencanaan karir.

Mengenal Sertifikasi Microsoft

Secara garis besar, sertifikasi microsoft adalah suatu bentuk penghargaan dari microsoft kepada seseorang yang dianggap memiliki kompetensi terhadap teknologi Microsoft tertentu. Sertifikasi ini bisa didapatkan oleh siapapun dan salah satu cara untuk mendapatkannya adalah dengan mengikuti exam atau ujian khusus yang dikembangkan oleh Microsoft.

Materi ujian tentu saja berhubungan dengan teknologi dari Microsoft. Cakupannya luas dan beragam, mulai dari bidang sistem operasi, database, pemrogramannya hingga security.

Jika kita telah mengikuti ujian dan dinyatakan lulus maka kita akan mendapatkan sebuah sertifikat penghargaan dan berhak untuk menyandang titel atau gelar sesuai dengan ujian yang kita ikuti. Titel ini juga sebagai bukti bahwa kita memang memiliki kompetensi dalam teknologi Microsoft tersebut.

Titel awal yang akan didapatkan jika kita dinyatakan lulus untuk satu ujian adalah MCP (Microsoft Certified Professional). Itulah sebabnya program sertifikasi Microsoft ini juga lazim disebut dengan Program Sertifikasi MCP.

Dengan mengikuti serangkaian ujian lainnya maka kita bisa mendapatkan title sertifikasi lanjutan yang tentu saja sesuia dengan bidang yang kita kuasai. Dengan kata lain, kita harus mengikuti beberapa ujian tertentu unuk mendapatkan title sertifikasi lanjutan tersebut.

Sertifikasi Microsoft Klasik

Beberapa title sertifikasi Microsot berikut materi ujiannya tidak akan dirilis lagi oleh Microsoft. Beberapa kalangan IT menyebutnya dengan nama sertifikasi klasik. Program sertifikasi klasik ini secara bertahap akan digantikan dengan program sertifikasi yang baru yang disebut dengan New Generation Certification.

Namun walaupun tidak akan diperpanjang lagi, pemegang title sertifikasi klasik tetap mendapatkan pengakuan dari Microsot untuk skill dan kompetensi yang mereka miliki, mengingat masih banyaknya penggunaan teknologi Microsoft terdahulu terutama di kalangan bisnis / perusahaan.

Beberapa macam title dalam sertifikasi Microsoft klasik antara lain ; MCP (Microsoft Certified Professional), MCDST (Microsoft Certified Desktop Support Technician), MCSA (Microsoft Certified Systems Administrator), MCSE (Microsoft Certified Systems Engineer), MCAD (Microsoft Certified Application Developer), MCSD (Microsoft Certified Solution Developer), dan MDCBA (Microsoft Certified Database Administrator).

Keuntungan Memiliki Title Sertifikasi Microsoft

Keuntungan utama yang akan kita dapatkan dengan memiliki sertifikasi Microsoft diantara lain adalah sebagai berikut :
- Mendapatkan pengakuan Internasional untuk kompetensi atau skill kita dalam penggunaan teknologi Microsot.
- Meningkatkan peluang karir profesional dalam bidang IT, khususnya terhadap produk dan teknologi Microsoft.
- Memberikan nilai tambah untuk meningkatkan daya saing kita dalam bidang IT.
- Akses khusus untuk mendapatkan informasi terbaru serta resource eksklusif.
- Akses khusus untuk bergabung dengan komunitas.

MCDBA


 MCDBA singkatan dari Microsoft Certified Database Administrator adalah Sertifikasi yang ditujukan untuk professional IT yang hendak dan sedang bekerja dalam implementasi dan administrasi SQL Server. MCDBA cocok untuk Database Administrator, Database Analyst, dan Database Developer. Materinya berhubungan dengan implementasi database berbasis Microsoft SQL Server berikut administrasinya yang biasa dilakukan oleh seorang database administrator. Versi terakhir dari title ini mengacu pada SQL Server 2000. Untuk mendapatkan title ini kita diharuskan untuk melewati 4 kali ujian. Sebagai contoh, untuk mendapatkan title MCDBA kita diharuskan untuk melewati 3 kali ujian utama (core exam) dan 1 kali ujian dengan materi pilihan (elective exam). Sehingga totalnya adalah 4 kali ujian.

 Berikut ini adalah contoh sertifikat MCDBA yang akan kita dapatkan apabila lulus ujian sertifikasi Microsoft.


Source :
http://kasemester5.blogspot.com/2012/11/sertifikasi-profesi-it_8871.html
http://www.sertifikasi-microsoft.com/2012/10/sertifikasi-microsoft-klasik.html
http://forevereny.wordpress.com/2012/11/06/sertifikasi-di-bidang-it/
http://www.microsoft.com/learning/en-us/mcdba-certification.aspx
http://netindonesia.net/blogs/kasim.wirama/archive/2008/03/13/mcdba-microsoft-certified-database-administrator-is-only-paper-certified.aspx

Created by Rizka Hasmulyawan (16110104) 4 KA 20