Cara Memotivasi Diri Sendiri

Mengapa Kurang Motivasi?

Jika ditelusuri, ada tiga penyebab utama kurangnya motivasi. Untuk mengetahui apa saja penyebab tersebut, mari kita simak uraian berikut.

1. Kurang percaya diri
Kurangnya kepercayaan diri disebabkan kita terlalu memikirkan hasil. Kita takut jika hasil pekerjaan yang kita kerjakan mengecewakan. Kita takut hasilnya tidak sempurna. Kita takut tidak mampu mengerjakan tugas tersebut.

Dalam bukunya yang berjudul The Practicing Mind, Thomas Sterner, seorang master dalam banyak bidang, mengingatkan:

“Most of the anxiety we experience in life comes from our feeling that there is an end point of perfection in everything that we involve ourselves with. Whatever or wherever that perfection may be, we are not. We continuallly examine, conciously or unconciously, everything in our lives, compare it to what we feel is ideal, and then judge where we are in relation to that ideal.”

Inti dari apa yang ia katakan yaitu bahwa sebagian besar kecemasan yang kita alami datang dari persepsi akan adanya kesempurnaan absolut. Apa pun kesempurnaan itu, kita berpikir kita tidak akan mampu meraihnya. Kita terus-menerus membandingkan segala sesuatu dalam diri kita dengan apa yang menurut kita ideal alias sempurna, dan menghakimi posisi kita terhadap kesempuraan tersebut.

Dalam kaitannya dengan pekerjaan kita, kita selalu membandingkan pencapaian kita, proses kita mengerjakan suatu tugas dengan hasil atau goal yang diharapkan dari tugas tersebut. Kita terus menerus mengadakan penghakiman (judgement) atas posisi kita terhadap goal yang diharapkan.

Akibatnya, kita minder dan cemas tidak dapat mencapai goal yang sempurna seperti yang diharapkan.

Nah, kecemasan dan ketidakpercayaan diri ini membuat kita tidak bersemangat untuk mengerjakan tugas.

2. Kurang fokus
Saat tidak mengetahui tujuan kita mengerjakan suatu tugas, kita pun menjadi malas untuk mengerjakannya. Hal ini disebabkan, kita berpikir, dengan mengerjakan pekerjaan tersebut, kita menyia-nyiakan waktu dan tenaga untuk sesuatu yang tidak berguna bagi kita.

3. Kurang petunjuk
Kurangnya petunjuk tentang bagaimana mengerjakan suatu tugas juga dapat membuat kita tidak bersemangat untuk mengerjakannya. Kita kebingungan bagaimana harus memulainya. Akhirnya, kita menunda pekerjaan tersebut atau benar-benar meninggalkannya sama sekali.

Nah, setelah mengetahui penyebab kurangnya motivasi di dalam diri kita, sekarang saatnya untuk mengetahui cara memotivasi diri berdasarkan penyebab tersebut.



Membangun Kejelasan dan Goal

Clarity affords focus. – Thomas Leonard

Dalam sebuah situasi kelas, seorang guru tiba-tiba meminta Badu untuk maju, tanpa alasan yang jelas. Tidak tahu guru ini maunya apa, untuk apa, dan mengapa. Bagaimana sikap Badu saat ia “terpaksa” maju? (Karena tidak ada pilihan baginya untuk tidak maju.) Apakah ia termotivasi? Atau bingung dan agak malas?

Tentu kita sepakat yang kedua, bingung dan malas. Mengapa? Karena dia tidak jelas apa yang akan terjadi, apa yang harus ia lakukan, dan untuk apa.

Jika gurunya mengatakan, “Badu, Ibu mau kamu menunjukkan kepada teman-teman kamu bagaimana kamu menyelesaikan soal yang rumit itu.” Berarti di sini sudah ada kejelasan. Bagaimana sikap Badu? Tentu ia bersemangat, ia tahu apa yang harus ia lakukan. Walaupun mungkin dia malu-malu, tapi dia mau banget. Bangga bukan?

Dalam kehidupan Anda, apakah ada orang lain yang bisa memberikan Anda kejelasan? Ada. Jika Anda mengandalkan orang ini, maka Anda akan selalu tergantung pada orang luar. Bukan diri Anda sendiri. Anda akan terbiasa untuk didorong dari luar. Bukan dari dalam. Apa yang terjadi? Anda akan hidup untuk orang yang memiliki impian dan motivasi, bekerja untuk mewujudkan impian orang lain, bukan impian Anda sendiri. Atau jika Anda kehilangan orang itu, Anda juga akan kehilangan motvasi Anda.

Bangun kejelasan dalam diri Anda sendiri. Apakah Anda memiliki impian untuk menjadi orang hebat, karyawan hebat, pengusaha hebat, atau apapun juga. Yang penting Anda memiliki kejelasan apa yang ingin Anda lakukan, apa yang akan Anda capai, nilai apa yang Anda dapatkan, kontribusi apa yang Anda berikan, pertumbuhan dalam diri seperti apa yang harus terjadi.

Begitu Anda jelas, mudah sekali bagi Anda untuk bergerak. Jangan menunda membangun kejelasan dalam diri Anda.



Bertumbuh atau Pola Pikir Mati

I think anything is possible if you have the mindset and the will and desire to do it and put the time in. – Roger Clemens

Dalam buku yang berjudul Mindset, Carol S. Dweck menjelaskan bahwa manusia menjalankan kehidupannya dengan salah satu dari dua pola pikir ini. Apakah dia merasa bahwa kehidupannya sudah takdir, ia tidak bisa, ia tidak berbakat, ia tidak percaya diri, ia hanya bisa begitu dan tidak bisa seperti orang lain, yang mana ini disebut dengan pola pikir mati. Ia merasa segala hal di dunia ini harga mati. Jika sudah A ya akan A selamanya.

Sedangkan orang yang menjalankan kehidupannya dengan pola pikir bertumbuh adalah ia merasa apapun di dunia ini bisa asal ia tahu caranya, ia bisa mengembangkan dirinya untuk bisa mencapai apa yang ia inginkan. Asal ada niat, maka apapun bisa dipelajari, apapun bisa dicapai.

Anda termasuk yang mana? Jika Anda adalah orang yang berpikir segala hal sudah harga mati, segeralah kembali ke jalan yang benar :P




Motivasi Terbesar dalam Diri Manusia

Only those who have learned the power of sincere and selfless contribution experience life’s deepest joy: true fulfillment. – Tony Robbins
Anthony Robbins, salah seorang Trainer motivasi terbaik di dunia, mungkin yang terbaik, mengatakan bahwa manusia yang sukses selalu terdorong dari dua motivasi ini, pertumbuhan dan kontribusi.

Apa yang bisa membuatnya maju, lebih baik, lebih bijak, lebih pintar, lebih matang, dan kontribusi apa yang bisa ia berikan untuk masyarakat dan dunia ini. Dorongan ini jauh lebih kuat dari apapun di dunia ini. Inilah yang bisa membuat irang melakukan sesuatu tanpa kenal lelah.

Apa yang mendorong Anda dari dalam? Apa kontribusi yang ingin Anda berikan untuk keluarga, masyarakat, atau Indonesia bahkan dunia? Anda bisa membuat perbedaan. Anda memiliki hal yang luar biasa dalam diri Anda. Potensi ini sedang menunggu Anda untuk memanggilnya.

Salah satu hal yang pelajari dari proses saya menjadi seorang pengusaha adalah jangan jadikan pengusaha sebagai tujuan Anda. Karena Anda hanya akan mencari sebuah bisnis dan mendirikan atau menjalankannya, dan tujuan Anda tercapai, lalu Anda akan bingung, ke mana bisnis itu akan Anda bawa, bagaimana menjalankan dan membangunnya semakin baik. Mengapa? Karena tujuan Anda sudah tercapai, pikiran Anda tidak jelas lagi Anda mau bagaimana.

Apa yang perlu Anda lakukan adalah milikilah dorongan untuk melakukan sebuah kontribusi yang bermakna bagi Anda dan masyarakat, dan biarkan kontribusi itu membimbing Anda menjadi pengusaha agar apa yang ingin Anda kontribusikan bisa tercapai. Misalnya saya ingin membangun kebiasaan membaca di Indonesia, akhirnya muncullah ide yang membuat saya membuat tantangan 30 Hari Membaca, yang tidak hanya membangun kebiasaan membaca, tapi juga menggerakkan perekonomian, karena setiap anggota bisa merekomendasikan dan mendapatkan penghasilan dari program ini.

Dorongan saya untuk bisa membuat semua orang yang ingin maju dan belajar dari yang terbaik di mana saja, kapan saja dengan biaya yan terjangkau membuat saya membangun tim untuk bisa mewujudkan program Aquarius Learning.

Banyak orang menyalah artikan Mean value dan End value, inilah yang membuat orang menjalani kehidupannya, sampai satu titik, kok cuma begini ya…




End Value dan Mean Value

Apa itu Mean value? Mean value adalah apa yang perlu kita miliki, jadi, kembangankan untuk mencapai end value kita. Ini adalah cara kita mencapai apa yang benar-benar kita inginkan dari dalam. Misalnya, menjadi lulusan terbaik, itu adalah mean value, bukan end value. Menjadi pengusaha itu mean value, bukan end value. Untuk apa Anda jadi pengusaha atau lulusan terbaik? Agar Anda bisa berkontribusi. Agar Anda bisa membahagiakan orangtua dan bisa melakukan perbedaan dalam kehidupan keluarga, dan kehidupan orang lain yang terinspirasi oleh Anda misalnya, adalah end value.

End value adalah hasil akhir yang kita inginkan. Jika kita salah mengejar, maka kita pada akhirnya akan merasa semua yang Anda lakukan sia-sia saja. Keliru membedakan dua hal ini membuat kita tidak bahagia.

Misalnya seorang pengusaha memiliki end value untuk memiliki waktu dengan kuantitas dan kualitas yang baik bagi keluarganya. Lalu ia dalam tahap di mana bisnisnya membutuhkan banyak pikiran dan kerja fisik dan menghabiskan banyak waktu di kantor. Pengusaha ini akan terjebak dalam mean value bukan end value, jika tidak membagi waktunya dengan baik dan harmonis.




Willpower: Kunci Sukses

“Strength does not come from physical capacity. It comes from an indomitable will.” – Mahatma Gandhi

Sudah merupakan hal yang tidak bisa kita hindari bahwa lingkungan kita lebih banyak negatifnya. Banyak pencuri impian, yang mengatakan Anda tidak bisa, mengkritik Anda, membuat Anda tidak termotivasi lagi. Kecenderungan dalam diri kita juga demikian. Manusia sudah cenderung melakukan hal yang mudah dan cepat dapat hasil. Mau nyaman, langsung malas-malasan di rumah dan tidak bekerja adalah salah satunya.

Daripada melakukan hal yang benar-benar dibutuhkan agar ia bisa nyaman dengan lebih baik, menyelesaikan semua permasalahan dan mencapai tujuannya, kita lebih cenderung mencari hal yang gampang dilakukan. Sekali lagi, ini dibutuhkan kejelasan apa yang benar-benar Anda inginkan.

Tapi bagaimana menghadapi semua tantangan itu? Anda memerlukan tekad kuat. Memerlukan willpower. Dengan tekad, Anda bisa mengatasi semua hal yang menjadi tantangan Anda. Untuk membangun kebiasaan Anda. Untuk bisa mengatakan mana yang harus Anda lakukan dan mana yang tidak perlu Anda lakukan. Untuk memilih mana yang bisa membangun kehidupan Anda dan mempertahankannya sampai satu titik itu menjadi kebiasaan, dan Anda tidak memerlukan willpower ini lagi untuk menjalakan kebiasaan itu.

Willpower Anda bisa digunakan untuk membangun kebiasaan lain yang akan mengembangkan dan membuat Anda bisa memberikan kontribusi yang lebih besar.

Willpower kita dalam sehari ada batasnya. Jika kita menghadapi banyak tantangan dan pemikiran yang menguras willpower ini, di akhir hari, kita akan mudah tergoda untuk melakukan hal yang tidak semestinya kita lakukan. Willpower bisa membuat kita mengendalikan diri dengan lebih baik. Memilih apakah harus marah atau melihat sudut pandang lain lebih bijak.

Willpower yang sangat terbatas ini perlu digunakan untuk melakukan hal yang tepat di pagi hari, sehingga Anda tidak saja menggunakannya dengan efektif, tapi bahkan menambahkan willpower ini semakin banyak karena Anda merasa sukses, merasa produktif, merasa meraih kemenangan. Walaupun itu adalah kemenangan kecil.

Cara Memotivasi Diri

Berikut ini beberapa cara untuk memotivasi diri berdasarkan penyebab kurangnya motivasi seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Yuk, langsung kita simak.

1. Rubah perspektif
Pada bab sebelumnya, telah dijelaskan bahwa salah satu penyebab kita kurang motivasi yaitu kurangnya kepercayaan diri. Nah, kurangnya kepercayaan diri ini disebabkan karena kita terlalu berfokus pada hasil, kita terlalu cemas terhadap hasil.

Lantas, apa yang dapat kita lakukan untuk menghilangkan kecemasan ini? Jawabannya, rubah perspektif! Rubahlah perspektif kita dari result-oriented alias berorientasi pada hasil menjadi process-oriented alias berfokus pada proses.

Thomas Sterner dalam buku The Practicing Mind memiliki nasihat yang sangat berharga mengenai process-oriented alias mengorientasikan aktivitas pada proses ketimbang hasil.

“True perfection is both always evolving and always present within you, just like the flower. What you perceive as perfect is always relative to where you are in any area of your life,” tuturnya. Kesempurnaan sejati selalu berubah dan selalu hadir bersama diri kita, seperti bunga. Apa yang kita anggap sebagai kesempurnaan selalu berubah tergantung pada di mana kita berada.

Nah, rubahlah perspektif Anda seperti yang disebutkan oleh Thomas Sterner tersebut, yaitu bahwa pencapaian, goal atau kesempurnaan bukanlah konsep yang absolut, melainkan selalu berubah seturut waktu.

Goal kita waktu masih kanak-kanak adalah memiliki mainan yang bagus. Goal kita waktu menjadi siswa sekolah adalah menjadi juara kelas. Goal kita waktu lulus kuliah adalah mencari pekerjaan yang mapan.

Dengan menyadari bahwa goal atau tujuan selalu berubah, kita pun tidak terpaku lagi pada hasil alias goal. Lebih jauh, kita akan berpandangan bahwa setiap langkah yang kita tapaki, setiap detik yang kita lewatkan untuk mengerjakan tugas kita merupakan pencapaian atau goal itu sendiri. Dengan demikian, kita dapat menikmati proses bekerja dengan senang dan gembira. Kita, yang tadinya malas, sekarang pun menjadi rajin mengerjakan tugas.

Jangan khawatir bahwa ketika Anda mengimplementasikan process-oriented, proses kerja menjadi lambat. Pada kenyataannya, dengan menerapkan metode process-oriented, justru pekerjaan lebih cepat selesai.

Ini bukanlah sesuatu yang mistis, melainkan dapat dinalar dengan logika. Saat kita menerapkan process-oriented, pikiran kita terbebas dari kecemasan memikirkan hasil. Nah, ini memberikan dampak positif bagi kinerja kita. Karena tidak dicemaskan oleh hasil, pikiran kita pun menjadi tenang. Saat pikiran tenang, proses kerja berjalan lancar.

2. Ingat kembali kesuksesan Anda
Problem kurangnya kepercayaan diri terhadap hasil yang akan Anda capai juga dapat dihilangkan dengan mengingat kembali kesuksesan Anda di masa lampau. Hal ini bertujuan untuk mengingatkan bahwa Anda tidaklah seburuk atau sepayah yang Anda pikirkan sekarang. Jika di masa lalu Anda dapat mencapai suatu prestasi, tentunya sekarang pun Anda dapat meraihnya lagi.

Dengan demikian, kepercayaan diri Anda terdongkrak, dan Anda pun bersemangat mengerjakan tugas Anda

3. Bandingkan diri Anda dengan diri sendiri, bukan dengan orang lain
Untuk mendongkrak kepercayaan diri Anda, bandingkan diri Anda dengan diri sendiri, bukan dengan orang lain. Hal ini dikarenakan, jika Anda membandingkan diri Anda dengan orang lain, yang Anda dapatkan bukan kepercayaan diri, melainkan justru keminderan dan kerendahan diri melihat kesuksesan orang lain. Pikiran dan perasaan Anda cemas jikalau hasil yang Anda capai tidak dapat menyaingi atau mengimbangi hasil kerja orang lain.

Oleh karena itu, bandingkan diri Anda dengan diri Anda sendiri. Bandingkanlah diri Anda yang sekarang dengan diri Anda di masa lampau. Dengan begitu, Anda dapat mengingat bagaimana dulu Anda pernah memiliki gairah yang tinggi, memiliki kualitas hidup yang tinggi. Hal itu tentu akan mendongkrak kepercayaan diri dan semangat Anda.

4. Jangan takut salah
Saat kita memfokuskan diri pada hasil, tentu kita akan takut saat kita melakukan kesalahan dalam mengerjakan tugas. Kita takut jika hasilnya nanti tidak sempurna.

Nah, oleh karena itu, saat Anda hendak mengerjakan suatu pekerjaan, hilangkan perasaan takut salah. Dengan hilangnya perasaan ini, Anda akan tergerak untuk mengerjakannya karena tidak ada beban yang mengganggu pikiran Anda. Anggap saja Anda sedang mengerjakan hobi Anda yang tidak ada hubungannya dengan kelangsungan perusahaan tempat Anda bekerja atau tidak ada hubungannya dengan posisi Anda di perusahaan.

Cara lain untuk menghilangkan rasa takut adalah sebagaimana yang dinasihatkan oleh Thomas Sterner dalam buku The Practicing Mind, yaitu dengan merubah perspektif kita mengenai goal atau hasil. Rubahlah perspektif kita bahwa goal adalah saat kita menjalani proses mengerjakan tugas kita, bukan hasil yang akan kita raih. Cara ini terbukti ampuh untuk menghilangkan kecemasan penulis mengenai hasil.

5. Pikirkan tujuan Anda
Saat Anda malas mengerjakan tugas, pikirkan tujuan dari tugas tersebut. Pentingkah tugas tersebut bagi kelangsungan perusahaan tempat Anda bekerja? Apakah tugas tersebut tidak memengaruhi posisi Anda? Atau sebaliknya, Anda harus mengerjakan tugas tersebut demi mempertahankan posisi Anda?

Dengan memikirkan kembali tujuan dari tugas yang hendak Anda kerjakan, Anda mengetahui manfaat yang akan Anda dapat dari mengerjakan tugas tersebut. Anda juga dapat mengtahui akibat dari meninggalkan tugas tersebut. Dengan demikian, Anda akan terdorong untuk segera melakukannya.

 6. Rencanakan tindakan Anda
Anda sering mengurungkan niat untuk mengerjakan suatu tugas karena tidak tahu apa yang harus Anda lakukan. Anda bingung dari mana harus memulai pekerjaan Anda.

Nah, untuk mengatasi masalah itu, rencanakan terlebih dulu tindakan Anda. Buatlah mind map mengenai rencana kerja Anda. Mind map bertujuan untuk memperjelas ide atau rencana Anda. Dengan mind map, ide yang tadinya abstrak tersimpan di dalam otak, menjadi jelas. Anda dapat dengan mudah melakukan pekerjaan Anda step by step sesuai dengan mind map yang Anda buat. Anda pun tahu dari mana Anda harus memulai langkah Anda. Dengan begitu, Anda bersemangat untuk mengerjakan tugas Anda.

 7. Bagi tugas menjadi beberapa bagian
Agar Anda tidak kebingungan mengerjakan tugas Anda, bagilah tugas tersebut menjadi beberapa bagian. Hal ini juga bertujuan agar Anda tidak terlalu terbebani dengan bayangan pekerjaan yang super duper berat dan susah dikerjakan.

Dengan membagi pekerjaan menjadi beberapa bagian, persepsi Anda mengenai tugas tersebut pun berubah, dari yang tadinya Anda mengangganpnya sebagai tugas yang teramat sulit dikerjakan menjadi tugas yang ringan. Fokus Anda pun bukan lagi pada goal akhir dari tugas tersebut, melainkan pada goal-goal kecil, yang Anda yakin Anda mampu mencapainya.


Dilakukan untuk Selalu Termotivasi

  1. Catat perkembangan Anda. semakin kita mengetahui sampai di mana kita, apa perkembangan yang sudah kita hasilkan, maka semakin motivasi diri kita meningkat. Sekali lagi, kejelasan membangun motivasi. Perkembangan yang Anda catat juga merupakan perkembangan yang positif, karena Anda perlu melihat hasilnya. Bandingkan dengan tujuan akhir Anda.
  2. Tahan diri Anda. Banyak orang yang sangat termotivasi melakukan sesuatu dan langsung jor-joran melakukannya. Misalnya fitness, hari pertama fitness langsung kerja keras dan akhirnya kelelahan, besok tidak mau melakukannya lagi.Ini adalah pendekatan yang salah. Mulailah langkah demi langkah, buat jadi kebiasaan. Berhentilah saat Anda merasakan kenikmatan. Karena itu akan membuat Anda kembali dan kembali lagi.
  3. Berkumpulah dengan orang yang membangun motivasi Anda. Baik online maupun offline, berkumpulah dengan mereka agar Anda bisa belajar dan melihat perkembangan mereka.
  4. Letakkan gambar yang mewakili impian Anda di tempat-tempat yang bisa Anda lihat dengan mudah. Di meja kerja Anda, di kulkas, di mobil Anda. Apa yang Anda fokuskan akan menarik perhatian Anda untuk mencari cara melakukan hal yang tepat untuk mencapainya.
  5. Carilah partner kerja atau seseorang yang juga sedang termotivasi mengejar sesuatu. Jadikan partner ini pemanas satu sama lain. Ia akan membantu Anda membangun motivasi diri Anda.
  6. Mulailah. Anda tidak perlu bisa melihat semua perjalanan sampai tujuan untuk mulai melangkah. Bayangkan seperti mobil di malam hari. Sama seperti lampu mobil saat berjalan di malam hari, mungkin Anda hanya bisa melihat jarak 10 meter ke depan, majulah, mulailah, dan Anda akan melihat 10 meter yang lebih jauh. Anda akan tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya.Anda tidak perlu melihat keseluruhan tangga untuk mulai ambil langkah pertama Anda. Diam saja sambil menunggu melihat semua proses akan membuat Anda suatu hari mengatakan, sayang ya, orang lain sudah duluan. Mungkin Anda duluan menyadari hal itu, tapi Anda menunggu, dia tidak.
  7. Jadikan kegiatan itu menyenangkan. Berikan makna dalam kegiatan Anda. Salah satu hal yang membuat kita menunda dan tidak memiliki motivasi untuk menjalankannya adalah kita merasa kegiatan itu sulit dan membosankan. Berikan makna dan kesenangan di dalamnya.
  8. Bersabar. Segala hal membutuhkan waktu untuk terwujud. Jika Anda memaksakan diri Anda hanya membuang energi dan membuat prosesnya jelek, dan hasilnya tidak sesuai keinginan Anda. Bayangkan jika Anda tidak sabar dan membelah kepompong sebelum masanya tiba, Anda tidak akan melihat kupu-kupu yang indah.
  9. Pecahkan menjadi langkah kecil. Tujuan kita mungkin sangat besar dan berpikir untuk langsung mencapainya bisa jadi menjatuhkan mental dan motivasi, jadikan langkah-langkah kecil sehingga Anda bisa membuat kemajuan. Perasaan membuat kemajuan jauh lebih bermakna dari pada merasa tidak ada kemajuan karena patokan gol nya terlalu jauh dan terlalu besar.
  10. Berikan Anda penghargaan, sesering mungkin. Seperti misalnya, Anda menyelesaikan satu gol kecil. Berikan Anda pujian atau sesuatu yang tentu harus sebanding dengan apa yang sudah Anda lakukan. Jangan baru lari satu kilo penghargaannya jalan-jalan ke Bali seminggu. Ga masuklah. hahaha
  11. Carilah Inspirasi. Memang inspirasi terbaik adalah dari dalam diri. Namun, kita juga memerlukan dari luar. Bukan sebagai sumber utama, namun sebagai penambah yang bisa memanasi mental dan motivasi kita, dan merasa jika orang itu bisa Anda juga bisa.
  12. Belajar dan terus bertumbuh. John C. Maxwell mengatakan alasan mengapa ada jeda waktu antara Anda sekarang dengan tujuan Anda adalah karena Anda harus bertumbuh untuk bisa menerima dan mewujudkan goal itu dalam diri Anda. Ambil kelas. Sewa seorang pelatih. Baca buku yang banyak. Karena ketika kita tahu dan paham, tindakan kita akan semakin baik dan efektif.
  13. Memiliki alasan yang kuat. Tuliskan dan pastikan ini adalah end value, bukan mean value. Anda akan lebih termotivasi jika Anda mengetahui end value Anda. Dan pastikan Anda selalu bisa melihat dan mengingatnya.
  14. Sadari dorongan yang membuat Anda ingin berhenti, dan bersiaplah menghadapinya. Ini dorongan alamiah. Bersiaplah, jika tidak, Anda mungkin kalah dan berhenti melakukan apa yang menjadi motivasi awal Anda.
  15. Buat aturan untuk tidak pernah melompati 2 hari tanpa melakukan apa yang harus dilakukan untuk mencapai goal Anda, untuk membangun kebiasaan. Karena akan membutuhkan willpower yang lebih besar untuk memulai kembali. Bangun momentum, dan semuanya akan semakin mudah.
  16. Bayangkan goal Anda. Masukkan semua perasaan Anda dalam visualisasi Anda. Perasaan adalah katalis yang bisa membakar motivasi. Lakukan setiap hari, 5 sampai 10 menit sehari, baik mean value maupun end value.
  17. Catatlah semua perkembangan Anda, sudah sampai sejauh apa,  pembelajaran apa yang Anda dapatkan, kesalahan apa yang telah Anda lakukan, apa yang bisa Anda lakukan untuk meningkatkannya.
  18. Berkompetisi dengan positif dalam lingkungan kerja Anda. Anda bisa juga melakukannya dengan partner Anda.
  19. Buatlah komitmen publik. Katakan pada orang lain apa yang ingin Anda lakukan. Motivasi tidak akan pernah bertahan lama tanpa komitmen. Dan komitmen publik adalah yang terkuat, karena Anda tidak mau malu tidak bisa melakukannya.
  20. Selalu melihat hal yang baik. Bukan berarti secara buta berpikir positif, tapi selalu mempertahankan pikiran dan tubuh yang positif, Anda memerlukannya untuk menghadapi semua tantangan yang menguji, apakah Anda layak mencapai impian Anda.

Source :

Created by Rizka Hasmulyawan | 16110104 | 4 KA 20

Tidak ada komentar:

Posting Komentar